Selasa, 17 Agustus 2010

Mama, Jangan Pindahkan Aku ke Sekolah Baru


Aku hanya diam tak bisa menolak, ketika mama mencari sekolahan baru untukku. Walau dalam hati aku tak ingin pindah sekolah tapi mama memaksaku dengan alasan mencarikan sekolah yang cocok buatku. Mama selalu bilang aku bodoh! Seandainya mama tahu aku pun sedih ketika dia memarahiku karena nilaiku rata-rata di bawah dua puluh. Aku sudah berusaha memperbaiki nilaiku tapi, otakku tidak bisa kompromi. Selalu saja aku lupa ini itu.
Sudah banyak sekolahan yang aku datangi bersama mama untuk interview, tapi hasilnya nihil. Mereka tidak mau menerimaku sebagai murid baru, karena nilaiku benar-benar mengejutkan dibawah rata-rata. Mama hampir putus asa! Aku tetap diam tak mengutarakan kesedihanku. Jujur aku sedih harus berpisah dengan kakakku dan teman-temanku .
Suatu hari mama membawa berita bagus untukku. Aku diterima di sebuah sekolahan swasta. Mama bilang biayanya mahal sekali dan menyuruhku untuk lebih giat lagi. Liburan sekolah tahun ini aku tidak bisa menikmati seperti tahun lalu. Aku harus sekolah setiap hari kecuali hari sabtu dan minggu , demi mengejar nilai-nilaiku yang tertinggal. Aku bahagia ! Guru pembimbingku baik sekali. Dia begitu sabar mengajariku dan mengajakku bermain. sekali-kali dia mengantarkanku pulang dengan mobilnya sambil membelikan aku makanan kecil. Suatu hari aku bahagia guruku membelikan aku tempat pencil kerana punyaku sudah jebol dan pensilku selalu berjatuhan di lantai.
Suatu hari aku bertemu murid -murid di sekolah baruku. Ada yang aneh dengan mereka. Kadang tatapannya kosong, ada yang ketakutan bila ketemu orang. tanpa sengaja aku mendengar pembicaraan mama dengan cece yang mengasuhku di rumah. Mama bilang itu sekolahan untuk anak-anak yang punya kelainan. Sebut saja sekolah anak-anak yang di sebut idiot.
Aku berlari ke kamarku yang menghadap kepantai luas. Aku merenung disana sambil melihat perahu-perahu lalu lalang membawa bebannya. Ah…!! Mungkin itu yang terbaik buat aku. ketika pulang sekolah Cece menjemputku. Dia menanyakan sesuatu yang tak bisa kujawab.
” Sailo ! Cung em cungi san hok hau a?” tanyanya dengan menggandeng tanganku menuju halte bis.Aku diam lama sekali! Dia mengulangi pertanyaannya kepadaku.
” Cece ! Ngo emcia! ” jawabku sambil memandang langkah-langkah sepatuku.Cece memandangku heran. Tapi aku percaya dia tahu aku tidak suka pindah sekolah. Dia selalu menghiburku dan selalu tertawa bahagia ketika aku bisa mengarang dengan bahasa English . Dia mengajariku menuangkan uneg-uneg yang tak kusukai melalui tulisan.
***
Pagi itu, guru pembimbingku tersenyum melihat karangan tulisan yang berisi kegiatanku sehari-hari.Dia bertanya kepadaku:
” Anthony ! Siapa yang mengajari kamu mengarang dirumah? “
Aku kaget ditanya seperti itu. Tapi aku jujur kalau Cece yang mengajariku. Dia acungkan jempol kepadaku. Hehehehe… senang rasanya mendapat pujian hari ini dari guru pembimbingku. Aku akan berusaha mengejar nilai-nilaiku untuk menunjukkan aku bisa meraih prestasi.
Catatan: ” Sailo ! Cung em cungi san hok hau a?” Artinya Adik laki-laki! Suka tidak dengan sekolahan baru kamu?” Cece ! Ngo emcia! ” Artinya Mbak! Aku tidak tahu!”
KR

Tidak ada komentar:

Posting Komentar